pengertian IHSG

Pengertian IHSG hingga Cara Perhitungan dan Membacanya

Pengertian IHSG hingga Cara Perhitungan dan Membacanya
pengertian IHSG

JAKARTA - Pengertian IHSG mengacu pada salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur kinerja pasar saham di Indonesia. 

Saat ini, ada berbagai cara untuk memperoleh penghasilan, dan salah satunya yang semakin populer adalah dengan berinvestasi di saham. Saham merupakan bentuk kepemilikan atas suatu perusahaan. 

Istilah saham sendiri berasal dari bahasa Arab, "musahamah", yang berarti bagian atau kepemilikan. Semakin banyak saham yang dimiliki, semakin besar pula pengaruh yang dimiliki dalam perusahaan tersebut.

Penerbitan saham adalah salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan jangka panjang dengan "menjual" sebagian dari kepemilikan mereka kepada publik. 

Proses ini dilakukan di pasar saham, baik pasar primer maupun sekunder. Saham menjadi salah satu instrumen investasi yang menarik bagi para investor karena menawarkan potensi keuntungan yang tinggi.

Bagi investor yang ingin berpartisipasi dalam pasar saham, penting untuk memahami berbagai indikator seperti IHSG, yang mencerminkan kondisi pasar saham secara keseluruhan. 

IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan adalah indeks saham yang digunakan untuk mengukur perubahan harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dikenal sejak pertama kali diluncurkan pada 1 April 1983, IHSG menjadi alat yang penting bagi para investor untuk mengikuti perkembangan pasar saham di Indonesia. 

Dengan memahami pengertian IHSG, investor dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan terkait investasi saham mereka.

Pengertian IHSG

Setiap hari, di setiap jam kerja, media selalu memberikan update mengenai pergerakan IHSG, yang secara umum bergerak dari pagi hingga sore. 

Berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pengertian IHSG adalah indeks yang mengukur kinerja semua saham yang tercatat di papan utama dan panel pengembangan BEI. 

Dengan banyaknya emiten yang terdaftar, pergerakan saham-saham tersebut dapat bervariasi, ada yang naik, turun, atau bahkan stagnan. Ketika semua pergerakan saham ini digabungkan, rata-rata pergerakannya tercermin dalam angka IHSG. 

Jika IHSG meningkat, ini menandakan bahwa secara keseluruhan saham yang tercatat di BEI juga mengalami kenaikan, dan sebaliknya.

IHSG pertama kali diperkenalkan pada 1 April 1983 sebagai indikator utama di Bursa Efek Jakarta. Perhitungannya menggunakan tanggal dasar 10 Agustus 1982 dengan nilai dasar saham 100. 

Saat itu, hanya ada 13 saham yang tercatat. Perhitungan IHSG didasarkan pada nilai pasar dari semua saham yang tercatat, dengan harga jual dan nilai dasar yang digunakan. 

Saat ini, perhitungan harga saham untuk IHSG menggunakan harga pasar yang ditetapkan melalui sistem lelang pasar reguler dan dilakukan setiap hari setelah penutupan pasar.

Dengan IHSG, investor dapat memperoleh gambaran umum tentang kondisi pasar modal di BEI tanpa perlu menganalisis setiap saham secara terpisah. 

Gerakan IHSG ini selalu diperbarui secara real-time, memberikan kemudahan bagi para investor untuk mengikuti perkembangan pasar tanpa harus khawatir ketinggalan informasi.

Peran Fungsi IHSG

IHSG merupakan gambaran pergerakan saham yang penting bagi para investor. Selain menyajikan informasi terkini, IHSG juga memiliki lima peran utama dalam investasi saham yang sangat penting untuk dipahami, di antaranya:

Menjadi Perhitungan Utama Kinerja Portofolio

Bagi para investor yang berinvestasi di saham atau reksa dana, memiliki portofolio yang memantau jejak pergerakan investasinya adalah hal yang penting. Portofolio ini berisi kumpulan aset yang dimiliki oleh seorang investor. 

Dengan menggunakan IHSG, Anda bisa memantau dan menilai perkembangan portofolio Anda secara lebih mudah. 

Misalnya, jika Anda berinvestasi sepuluh tahun lalu dan IHSG mengalami kenaikan sebesar 198 persen selama periode tersebut, namun portofolio Anda masih di bawah angka tersebut, ini menunjukkan bahwa ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan mungkin memerlukan perubahan dalam strategi investasi Anda.

Indikator Pergerakan Pasar

IHSG berfungsi sebagai indikator untuk menunjukkan pergerakan pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Secara keseluruhan, IHSG mencerminkan kondisi pasar modal yang ada. Jika IHSG mengalami kenaikan, maka harga saham di pasar modal umumnya juga ikut naik. 

Sebaliknya, jika IHSG melemah, maka harga saham secara rata-rata akan turun. Meski begitu, perlu diingat bahwa ini adalah rata-rata, dan ada kemungkinan beberapa saham menunjukkan pergerakan berbeda dari IHSG.

Mengukur Tingkat Laba

IHSG juga memiliki peran dalam mengukur tingkat pengembalian investasi Anda. Dengan menggunakan grafik IHSG, Anda dapat melacak perkembangan portofolio dan mengukur rata-rata pengembalian investasi. 

Sebagai contoh, pada tahun 2008 IHSG berada di level 1400, kemudian pada lima tahun berikutnya IHSG meningkat menjadi 4400. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 214%, atau sekitar 42,8% per tahun. 

Angka ini bisa menjadi acuan untuk menghitung laba rata-rata yang Anda peroleh selama periode tertentu.

Melihat Pertumbuhan Ekonomi

IHSG juga berfungsi sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur perkembangan ekonomi suatu negara. 

Meskipun ada banyak indikator lain untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, IHSG berperan sangat signifikan dalam menggambarkan perkembangan ekonomi Indonesia. 

Dengan mengamati pergerakan IHSG, kita bisa mendapatkan gambaran umum tentang situasi perekonomian negara.

Acuan Investasi

Fungsi terakhir dari IHSG adalah sebagai referensi bagi para pelaku pasar modal dalam menentukan keputusan investasi. 

Mengingat harga saham mencerminkan keadaan pasar modal, IHSG memberi petunjuk yang jelas bagi investor untuk memutuskan apakah mereka akan membeli atau menjual saham mereka.

Cara Perhitungan IHSG

Indeks ini mencakup perubahan harga dari semua saham biasa dan saham preferen yang terdaftar di BEI. 

Perhitungan dasar IHSG dimulai pada 10 Agustus 1982, dengan nilai dasar indeks ditetapkan pada angka 100, sementara jumlah saham yang tercatat pada saat itu adalah 13.

Sejak tanggal tersebut, IHSG secara eksklusif mencatatkan semua saham yang terdaftar di Papan Utama dan Papan Pengembangan BEI. 

Saham yang tercatat di Dewan Eksekutif atau Dewan Pengembangan BEI akan dimasukkan dalam indeks Gabungan BEI mulai dari tanggal pencatatan, dan saham yang dikeluarkan dari Papan Utama atau Dewan Pengembangan BEI akan dikeluarkan dari IHSG sejak tanggal efektif pencatatan.

Jika informasi pasar yang signifikan tentang saham tertentu berpotensi mempengaruhi indeks, BEI dapat mempertimbangkan untuk menghapus sebagian atau seluruh saham dari daftar BEI. 

Total nilai pasar dihitung berdasarkan jumlah saham yang terdaftar, tidak termasuk perusahaan yang terlibat dalam program restrukturisasi, dan harga saham yang berlaku saat ini di pasar.

Perhitungan indeks menggambarkan pergerakan harga saham di pasar melalui sistem lelang. Nilai dasar akan diperiksa dan dikoreksi jika terjadi perubahan modal emiten atau adanya faktor lain yang tidak terkait langsung dengan harga saham. 

Koreksi juga dilakukan apabila ada penambahan emiten baru, penerbitan hak berlangganan (rights issue), pencatatan sebagian saham/korporasi, waran, obligasi konversi, atau penghapusan saham.

Untuk pemecahan saham, dividen, atau bonus, nilai dasar IHSG tidak disesuaikan karena tidak mempengaruhi nilai pasar. 

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yakni setelah penutupan transaksi pasar, dengan menggunakan harga saham yang terdaftar di pasar reguler berdasarkan sistem lelang.

Cara Membaca IHSG

Untuk mengetahui pergerakan saham, Anda dapat mengakses informasi IHSG melalui internet atau langsung dari situs resmi BEI. 

BEI akan terlebih dahulu menghitung IHSG dengan menggunakan metode Market Capitalization Weighted, dan hasil perhitungannya kemudian dipublikasikan di halaman resmi BEI.

Hasil IHSG yang telah dihitung ini sangat berguna bagi para investor untuk membuat keputusan transaksi di pasar modal. Rumus perhitungan IHSG adalah sebagai berikut:

Indeks = (nilai pasar / nilai dasar) x 100

Penjelasan:

  • Nilai pasar: hasil perkalian antara jumlah saham yang tercatat di BEI dengan harga pasar saat ini.
  • Nilai dasar: hasil perkalian jumlah saham pada hari dasar dengan harga pada hari dasar.

Selain itu, Anda juga bisa membaca pergerakan IHSG dengan beberapa cara, seperti:

  • Jika terjadi kenaikan IHSG yang sangat tinggi dalam satu hari, sebaiknya hindari membeli saham tersebut.
  • Jika IHSG menunjukkan penurunan, maka mungkin ini saat yang tepat untuk membeli saham, tentunya setelah melakukan analisis fundamental yang mendalam.

Istilah-istilah dalam IHSG

Ada beberapa istilah penting yang perlu Anda pahami untuk memahami data IHSG, di antaranya:

Cut loss

Ini adalah kondisi di mana investor menjual asetnya dengan tujuan untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Ketika seorang investor melakukan cut loss, mereka bersedia menjual saham yang dimilikinya untuk mencegah kerugian yang lebih besar. 

Sebaliknya, ada juga istilah hold, yang berarti investor memutuskan untuk mempertahankan saham yang mereka miliki, meskipun pasar sedang mengalami ketidakpastian.

Buyback

Merupakan pembelian kembali saham oleh perusahaan itu sendiri. Biasanya, perusahaan melakukan buyback untuk mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, yang bisa meningkatkan nilai saham yang tersisa.

Fluktuasi

Mengacu pada naik turunnya harga saham di pasar modal secara keseluruhan. Fluktuasi adalah suatu kondisi di mana harga saham mengalami peningkatan dan penurunan karena adanya mekanisme perdagangan saham yang berlangsung. 

Dalam konteks IHSG, fluktuasi merupakan hal yang normal dan menjadi bagian dari pergerakan harga saham yang terjadi setiap hari.

Portofolio

Kumpulan berbagai aset yang dimiliki oleh individu atau perusahaan, termasuk saham dan instrumen investasi lainnya. Portofolio bertujuan untuk mendiversifikasi investasi guna meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.

Likuiditas

Mengukur seberapa banyak transaksi saham yang terjadi di pasar modal pada periode tertentu. 

Jika suatu saham memiliki likuiditas tinggi, artinya saham tersebut sering diperdagangkan dan mudah untuk dibeli atau dijual. Likuiditas tinggi menunjukkan tingginya frekuensi jual beli saham di pasar modal.

Bubble

Merupakan fenomena di mana harga saham mengalami kenaikan yang sangat tinggi secara tiba-tiba, yang terkadang tidak rasional dan bisa melebihi harga saham normal perusahaan. 

Bubble sering kali terjadi akibat adanya kejadian atau informasi yang tak terduga yang dapat memengaruhi harga saham dalam waktu singkat.

Capital Gain/Loss

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli saham tersebut. 

Sebaliknya, capital loss terjadi ketika harga jual saham lebih rendah dari harga beli, yang mengakibatkan kerugian bagi investor.

BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah gabungan antara Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang bergabung menjadi satu pada 1 Desember 2007 untuk meningkatkan kinerja transaksi pasar modal di Indonesia. 

BEI menyediakan platform untuk perdagangan saham di pasar modal Indonesia.

Bullish

Istilah bullish digunakan untuk menggambarkan optimisme di kalangan investor yang menyebabkan harga saham meningkat dalam jangka waktu tertentu. 

Kondisi ini ditandai dengan adanya harapan bahwa pasar saham akan terus menunjukkan tren positif, sehingga investor cenderung membeli saham untuk memanfaatkan potensi kenaikan harga.

Selain IHSG, ada beberapa indeks saham lainnya yang digunakan oleh BEI, antara lain:

IDX BUMN 20

IDX BUMN 20 adalah indeks saham yang mengukur harga saham dari perusahaan milik negara (BUMN), perusahaan daerah (BUMD), serta anak perusahaan mereka. 

Sebanyak 20 saham dari kategori ini termasuk dalam indeks IDX BUMN 20, yang memberikan gambaran mengenai kinerja sektor BUMN di pasar modal Indonesia.

IDX 80

Indeks ini mengukur saham-saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar. 

Sebanyak 80 perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi dan nilai pasar besar termasuk dalam indeks IDX 80, yang mencerminkan perusahaan-perusahaan yang lebih mapan di pasar modal.

LQ45

Indeks LQ45 mengukur perkembangan harga saham dari 45 perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi serta nilai pasar yang besar. 

Indeks ini dirancang untuk mencerminkan saham-saham yang memiliki potensi pergerakan harga yang signifikan dan dianggap sebagai barometer pasar.

Jakarta Islamic Index 70 (JII 70)

JII 70 merupakan indeks saham yang mengukur kinerja 70 saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah. Saham yang termasuk dalam indeks ini memiliki kinerja dan likuiditas yang baik serta sesuai dengan standar syariah dalam pasar modal.

Sebagai penutup, pengertian IHSG mencakup bagaimana indeks ini mencerminkan pergerakan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, memberikan gambaran mengenai kinerja pasar saham Indonesia secara keseluruhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index