Kementerian Transmigrasi Perluas Program Kerja Transmigran ke Jepang

Rabu, 01 Oktober 2025 | 12:20:29 WIB
Kementerian Transmigrasi Perluas Program Kerja Transmigran ke Jepang

JAKARTA - Kementerian Transmigrasi berkomitmen memperluas peluang bagi transmigran Indonesia untuk mendapatkan pengalaman internasional, terutama melalui program kerja dan magang di Jepang. 

Langkah ini dipandang penting untuk menyiapkan transmigran yang lebih mandiri, berdaya saing, serta mampu membawa manfaat nyata ketika kembali ke Tanah Air.

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan hal tersebut setelah melakukan pertemuan dengan Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Osaka, Jepang, beberapa waktu lalu. 

Dari pertemuan itu, pemerintah semakin mantap mendorong dukungan penuh kepada transmigran agar bisa berkarier di luar negeri, sekaligus menimba ilmu dan keterampilan dari sistem kerja Jepang.

Peluang Baru untuk Transmigran

Selama ini, lebih dari 100 transmigran telah bekerja di Jepang pada berbagai sektor dengan penghasilan antara Rp25 juta hingga Rp55 juta per bulan, tergantung pada keahlian yang dimiliki. Data ini menunjukkan bahwa tenaga kerja transmigran memiliki potensi besar untuk diterima di pasar kerja internasional.

“Kami ingin para transmigran itu nanti belajar ke Jepang, melakukan pemagangan, ada beberapa skema, ada yang 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau bahkan 10 tahun untuk kemudian mereka nanti diberdayakan, balik lagi ke kawasan transmigrasi,” ujar Menteri Iftitah.

Rencana ini tidak hanya menawarkan penghasilan yang menjanjikan, tetapi juga peluang pengembangan diri yang luas. Setelah menyelesaikan masa kerja di Jepang, transmigran akan kembali dengan membawa pengalaman baru yang dapat memperkuat kawasan transmigrasi di Indonesia.

Pengalaman Berharga untuk Pembangunan

Menurut Menteri Iftitah, pengalaman magang di Jepang akan sangat berharga karena transmigran dapat menguasai teknologi, manajemen kerja, serta budaya disiplin yang khas dari Negeri Sakura.

“Sehingga ketika dunia industri sudah settle masuk ke kawasan transmigrasi, mereka juga bisa terserap oleh lapangan kerja yang disediakan oleh industri karena sudah memiliki pengalaman tambahan, wawasan. Kemudian networking-nya juga sudah lebih luas, skill dan pengetahuannya juga sudah cukup tinggi,” jelasnya.

Dengan bekal tersebut, transmigran diproyeksikan tidak hanya menjadi tenaga kerja, melainkan juga motor penggerak pembangunan di daerah. Mereka dapat membantu membuka usaha baru, mendukung investasi, serta memperkuat daya saing kawasan transmigrasi.

Jepang Membutuhkan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja di Jepang masih sangat tinggi. Menteri Iftitah menyebut, negara tersebut memerlukan sekitar 40.000 tenaga kerja asal Indonesia. Namun, hingga kini baru sekitar 25.000 orang yang terserap di 24 sektor, mulai dari pertanian, kelautan, konstruksi, hingga perawatan.

“Dan yang lebih menarik dan membahagiakan kita saat ini adalah bahwa ternyata mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value (menilai) tenaga kerja di Indonesia karena keramahtamahannya, hospitality-nya. Bahkan kita dianggap nomor satu di antara bangsa-bangsa yang lain sebagai tenaga kerja yang hadir di Jepang,” ungkapnya.

Apresiasi ini menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk memperluas kerja sama tenaga kerja. Reputasi positif tenaga kerja Indonesia akan mempermudah pembukaan jalur baru bagi transmigran di masa depan.

Fokus pada Pertanian dan Kelautan

Dalam pertemuan yang sama, Jepang juga menyampaikan kebutuhan besar di bidang pertanian dan hasil laut. Mereka menawarkan agar transmigran magang selama 3–5 tahun, dengan fokus pada teknologi pertanian modern dan sistem perikanan yang maju.

“Jadi transmigran itu dimagangkan di Jepang, dikenalkan dengan teknologi yang cukup baik, baik di bidang pertanian maupun perikanan dan kelautan. Kemudian tenaga kerja ini nanti bekerja untuk perusahaan Jepang yang akan investasi di Indonesia. Nah ini juga yang akan cukup menarik sehingga mereka katakan bahwa nanti sudah terbiasa dengan sistem dan mekanisasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang,” kata Menteri Iftitah.

Dengan skema ini, transmigran akan terbiasa menggunakan mekanisasi modern. Saat perusahaan Jepang berinvestasi di kawasan transmigrasi, para transmigran dapat langsung beradaptasi dengan sistem yang sama.

Manfaat Ganda bagi Indonesia

Program ini diyakini memberi keuntungan ganda. Pertama, transmigran memperoleh keterampilan, pengetahuan, serta pengalaman kerja sesuai standar Jepang. 

Kedua, perusahaan Jepang yang berinvestasi di Indonesia akan lebih mudah membangun industri di kawasan transmigrasi karena sudah tersedia tenaga kerja yang paham sistem mereka.

“Jadi bisa mendapat double benefit. Satu benefit skill yang betul-betul nanti terlatih dari teknologi dan sistem kerja budaya Jepang. Yang kedua adalah investor yang nanti akan berinvestasi di Indonesia di kawasan transmigrasi,” jelasnya.

Dengan begitu, transmigrasi tidak lagi hanya soal pemindahan penduduk, melainkan juga strategi pembangunan terpadu yang menggabungkan sumber daya manusia unggul dan dukungan investasi.

Langkah Konkret: Nota Kesepahaman

Sebagai tindak lanjut, Menteri Iftitah memastikan akan ada langkah nyata dalam waktu dekat. “Itu kira-kira pembicaraan yang kami lakukan. Sebagai langkah konkret, insya Allah bulan Oktober mereka akan datang ke Indonesia untuk kita melakukan (penandatanganan) nota kesepahaman,” katanya.

Penandatanganan nota kesepahaman ini akan menjadi dasar hukum dan administratif bagi pelaksanaan program magang, kerja, dan investasi. Kesepakatan tersebut akan memperkuat arah kerja sama sekaligus memberi kepastian bagi transmigran yang ingin berpartisipasi.

Optimisme Transmigrasi Masa Depan

Melalui program ini, Kementerian Transmigrasi berharap transmigran Indonesia mampu berkembang menjadi tenaga kerja yang lebih profesional, produktif, dan siap menghadapi tantangan global. 

Kesempatan bekerja di Jepang bukan hanya memberi keuntungan individu, tetapi juga menambah kekuatan kolektif dalam membangun kawasan transmigrasi.

Jika program berjalan sukses, kawasan transmigrasi di Indonesia dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi baru yang produktif, dengan tenaga kerja yang terlatih dan didukung investasi asing. 

Sinergi ini pada akhirnya akan membawa manfaat bagi masyarakat luas, mempercepat pemerataan pembangunan, serta memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

Dengan demikian, rencana memperluas kesempatan transmigran ke Jepang bukan sekadar program ketenagakerjaan, tetapi juga bagian dari strategi besar untuk mencetak sumber daya manusia unggul, memperkuat investasi, dan membangun masa depan yang lebih sejahtera.

Terkini