Studi

Studi Terbaru: Perempuan yang Tidur Kurang Meningkatkan Risiko

Studi Terbaru: Perempuan yang Tidur Kurang Meningkatkan Risiko
Studi Terbaru: Perempuan yang Tidur Kurang Meningkatkan Risiko

JAKARTA - Tidur adalah salah satu kebutuhan vital manusia yang sering dianggap sepele, terutama oleh perempuan yang sibuk dengan berbagai aktivitas. 

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa durasi tidur memiliki kaitan erat dengan risiko kematian. 

Sebuah studi prospektif berskala besar yang melibatkan lebih dari 82.000 perempuan menemukan fakta penting tidur terlalu singkat atau terlalu panjang dapat meningkatkan kemungkinan kematian lebih cepat.

Studi Panjang 14 Tahun pada Perawat Amerika

Penelitian ini merupakan bagian dari Nurses’ Health Study, yang melibatkan perawat perempuan di Amerika Serikat dengan periode pengamatan selama 14 tahun, dari 1986 hingga 2000. 

Studi ini mengamati pola tidur, kesehatan, dan mortalitas para peserta secara terperinci. Hasil riset ini diterbitkan dalam Journal of Sleep Research dan memberikan wawasan penting mengenai durasi tidur optimal bagi perempuan.

Durasi Tidur Optimal: 6–7 Jam Per Malam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi tidur yang terkait dengan risiko kematian paling rendah adalah antara 6 hingga 7 jam per malam. 

Sebaliknya, perempuan yang tidur lima jam atau kurang per malam memiliki risiko kematian 15% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur 7 jam. Sementara itu, tidur sembilan jam atau lebih dikaitkan dengan peningkatan risiko hingga 42% dibanding kelompok tidur 7 jam.

Risiko Tidur Terlalu Singkat

Efek negatif dari tidur singkat diperkirakan berkaitan dengan gangguan metabolisme, peningkatan aktivitas saraf simpatis, serta perubahan hormonal yang dapat memicu obesitas, diabetes, dan hipertensi. 

Pola tidur yang kurang dari lima jam setiap malam dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memulihkan diri secara optimal, termasuk proses regenerasi sel, pengaturan hormon, dan pengendalian tekanan darah.

Risiko Tidur Terlalu Panjang

Sementara itu, perempuan yang tidur sembilan jam atau lebih juga menunjukkan risiko kematian lebih tinggi. Penyebab pastinya belum sepenuhnya jelas, namun diduga terkait dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti penyakit kronis atau gangguan metabolik yang belum terdiagnosis. 

Hal ini menegaskan bahwa tidur berlebihan tidak selalu menandakan kesehatan baik, dan durasi tidur yang terlalu panjang bisa menjadi indikator adanya masalah medis tersembunyi.

Tidur Sebagai Prediktor Kesehatan

“Data kami menunjukkan bahwa durasi tidur yang dilaporkan sendiri adalah prediktor independen dari mortalitas,” tulis Patel dan kolega dalam laporan penelitian. 

Artinya, pola tidur dapat menjadi indikator risiko kesehatan jangka panjang, selain faktor-faktor lain seperti diet, olahraga, dan riwayat medis. 

Perempuan yang menjaga durasi tidur 6–7 jam cenderung memiliki peluang lebih tinggi untuk hidup lebih lama dibanding mereka yang tidur terlalu singkat atau panjang.

Perempuan dan Pola Tidur

Perempuan sering kali menghadapi tantangan khusus terkait tidur, mulai dari tanggung jawab rumah tangga, pekerjaan, hingga hormon yang berfluktuasi selama siklus menstruasi atau menopause. 

Kurangnya tidur berkualitas dapat memengaruhi fungsi kognitif, suasana hati, serta sistem imun. Penelitian ini menegaskan pentingnya kesadaran perempuan terhadap durasi tidur mereka sebagai bagian dari strategi menjaga kesehatan jangka panjang.

Mengatur Pola Tidur yang Sehat

Menjaga durasi tidur ideal memerlukan disiplin dan perhatian terhadap kebiasaan sehari-hari. Beberapa langkah yang direkomendasikan meliputi:

Tetapkan jam tidur dan bangun yang konsisten setiap hari, termasuk akhir pekan.

Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman: suhu sejuk, cahaya redup, dan bebas dari kebisingan.

Batasi konsumsi kafein dan gula menjelang waktu tidur.

Hindari penggunaan gadget atau layar elektronik minimal 30–60 menit sebelum tidur.

Lakukan aktivitas relaksasi, seperti meditasi atau membaca buku, untuk mempersiapkan tubuh beristirahat.

Kualitas Tidur Sama Pentingnya dengan Durasi

Selain durasi tidur, kualitas tidur juga menjadi faktor krusial. Tidur yang sering terputus atau kurang nyenyak dapat menurunkan manfaat tidur meski durasinya sudah cukup. Tidur berkualitas membantu tubuh memproses hormon, memperbaiki sel, serta memulihkan energi fisik dan mental.

Tidur Cukup untuk Hidup Lebih Sehat

Studi ini menegaskan pentingnya tidur cukup, khususnya bagi perempuan, untuk menurunkan risiko kematian. Tidur antara 6–7 jam per malam tampak optimal untuk menjaga kesehatan jangka panjang, sementara tidur kurang dari lima jam atau lebih dari sembilan jam meningkatkan risiko kematian secara signifikan.

Menjaga pola tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur nyaman, serta memperhatikan kualitas tidur menjadi langkah penting bagi perempuan untuk mendukung kesehatan fisik dan mental. Tidur cukup bukan sekadar kebutuhan biologis, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesejahteraan tubuh dan pikiran.

Dengan memahami pentingnya durasi tidur, perempuan dapat mengambil tindakan proaktif untuk mengatur waktu istirahat mereka, sehingga bisa menjalani kehidupan lebih sehat, produktif, dan panjang umur.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index