Manchester United

Manchester United Berada di Ambang Musim Terburuk dalam Sejarah Premier League

Manchester United Berada di Ambang Musim Terburuk dalam Sejarah Premier League
Manchester United Berada di Ambang Musim Terburuk dalam Sejarah Premier League

JAKARTA - Manchester United tengah menghadapi musim yang menantang pada 2024/25, di mana tim berjuluk Setan Merah itu berisiko mencatat rekor poin terendah sepanjang sejarah Premier League mereka. Menghadapi akhir musim dengan ketidakpastian, Manchester United harus bergerak cepat untuk menghindari hasil yang memalukan.

Sejak ditangani manajer baru, Ruben Amorim yang menggantikan Erik ten Hag pada Oktober 2024, performa Manchester United berada di bawah ekspektasi. Amorim yang sebelumnya diharapkan mampu membawa pembaruan dan keceriaan baru, masih belum menunjukkan dampak nyata dalam peringkat klub yang kini berada di paruh bawah klasemen.

Evaluasi Musim 2024/25: Tantangan Berat Menanti Manchester United

Kecemasan di kalangan fans semakin meningkat dengan berkurangnya jumlah pertandingan sisa, mengingat posisi dan perolehan poin Manchester United yang tidak memuaskan. Jika situasi ini berlanjut tanpa ada perbaikan drastis, musim 2024/25 berpotensi menjadi salah satu titik terendah dalam sejarah United di Premier League. "Kami berada dalam situasi yang mendesak. Setiap pertandingan akan sangat penting bagi kami dan kami harus membuktikan bahwa kami adalah salah satu tim terhebat di Inggris," ujar Ruben Amorim dalam konferensi pers baru-baru ini.

Memahami Musim Terburuk: Kilas Balik Prestasi Pasca-Ferguson

Pasca era kepelatihan Sir Alex Ferguson, Manchester United mengalami berbagai musim yang penuh dengan naik turun. Musim 2020/21 adalah salah satu puncak tertinggi setelah Ferguson, di mana di bawah kepemimpinan Ole Gunnar Solskjaer, United berhasil finis di posisi kedua. Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Kemenangan brilian di pertengahan musim tidak cukup untuk menandingi konsistensi Manchester City.

Musim 2014/15 di bawah Louis van Gaal juga menunjukkan gejolak, meskipun United berhasil menduduki posisi keempat, mereka gagal mempersembahkan trofi apapun. Hal ini menjadi tanda rapuhnya United yang tidak terbiasa tanpa gelar, bahkan dengan anggaran besar dan bintang papan atas di lini depan.

Era Mourinho dan Penurunan Setelahnya

Ketika Jose Mourinho menduduki kursi panas di Old Trafford musim 2016/17, ekspektasi tinggi menyambut kehadiran manajer karismatik ini. Meski sukses dengan kemenangan di Piala Liga dan Liga Europa, performa di Premier League tetap tidak memenuhi harapan, selesai di posisi keenam. Setahun kemudian, kepergian Mourinho di pertengahan musim 2018/19 meredupkan harapan akan kestabilan di klub.

Musim Terdampar: Isyarat dari Masa Lalu

Musim-musim berikutnya melakukan sedikit saja untuk mengubah narasi ini. Musim 2015/16 dan 2013/14, keduanya dilihat sebagai periode transisi yang tidak mulus, di mana manajer datang dan pergi Louis van Gaal dan kemudian David Moyes, meninggalkan jejak dengan catatan buruk dalam mencetak gol dan performa mengecewakan secara keseluruhan.

Pencarian Solusi Jangka Panjang

Kegagalan mencolok musim 2021/22 dan 2023/24, di mana United finis dengan rekor poin terendah, menunjukkan bahwa tim tersebut butuh perubahan struktural dan taktik yang signifikan. Ruben Amorim menyatakan, "Kita harus melihat segala kemungkinan, baik itu dari formasi, mental pemain, maupun pembelian yang tepat. Keberhasilan klub seperti Manchester United bukan semata dari talenta individu tetapi dari perencanaan jangka panjang."

Dengan warisan kesuksesan yang begitu berkilau di masa lalu, para pendukung United tentu merindukan kejayaan yang sama. Struktur tim, manajemen serta strategi rekrutmen menjadi daerah fokus utama dalam mendapatkan kembali keagungan yang pernah mereka nikmati.

Sampai saat ini, masa depan Manchester United dalam musim ini masih belum dapat dipastikan. Tantangan masih membentang di depan mereka, dan bagaimana mereka akan merespons ujian ini akan menjadi cerita penting di saat mereka mencari untuk membangun kembali kejayaannya di papan atas sepak bola Inggris.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index